Al-Qur’an terdapat pada gaya bahasa dan petunjuk serta anugerah yang diberikannya terus berkelanjutan. Al-Qur’an bukanlah kalam manusia, malaikat, jin maupun iblis melainkan kalam Allah SWT sehingga bernilai mukjizat. Ia diturunkan kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril; diriwayatkan secara mutawatir dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan Al-Qur’an adalah dengan menghafalnya pada setiap generasi, sebab di antara keistimewaan Al-Qur’an adalah Ia merupakan kitab yang dijelaskan dan dimudahkan untuk dihafal.
Selain itu, Al-Qur’an sebagai kitab bagi kaum muslimin menempati posisi penting, yaitu Al-Qur’an sebagai manhajul hayati (pedoman hidup) bagi seluruh manusia tanpa terkecuali,sebagai ruh bagi orang-orang yang beriman, sebagai az-zikir (peringatan) dan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan. Ada sebagian pembelajaran yang mengkritik kegiatan menghafal Al-Qur’an yang dilakukan pada saat kanak-kanak karena menurut mereka,
"Ada sebagian pembelajaran menghafal Al-Qur’an yang dilakukan pada saat siswa saat menghafal Al-Qur’an haruslah dengan pemahaman. Manusia seharusnya menghafal apa yang ia pahami. Namun, kaidah ini tidak dapat diaplikasikan bagi Al-Qur'an karena tidak masalah seorang siswa menghafal A-lQur'an untuk kemudian memahaminya disinilah peran guru sangat dibutuhkan", jelas Sabhan pembina Tahfidz saat dikonfirmasi tim jurnalis remaja madrasah.
"Sebagai guru kita akan dituntut memiliki media yang tepat untuk mengajarkan hafalan pada anak usia dini. Dengan memanfaatkan potensi daya ingat siswa yang masih bagus, guru dapat menerapkan beberapa metode menghafal AlQur’an pada anak usia remaja ini.Mengingat perkembangan daya ingatan siswa akan terus mencapai intensitas terbaik saat mereka dewasa. Pada saat ini, daya menghafalsiswa dapat memuat banyak materi, sehingga dapat dikatakan bahwa daya ingat siswa saat ini sangat penting untuk dioptimalkan", imbuh Sabhan. (Kmd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar